The Pieces of My Life
Sekilas catatan tentang hidup, pandangan, dan impianku. Sebuah sarana pengenalan diri untuk aku yang sedang mencari jati diri.
Wednesday, September 15, 2010
It's been a while
Where have I been? I dont know, I'm still here, still living in the same town. But playing the different game.
So many things happened. So many people busy with Facebook and Blacberry Messenger.
So many new people came to my life, so I lost some of my relatives, too....
Time goes by, the new season is coming, but I stay the same, and still trying to figure out what do I really want to do in this short journey called life.
Here I am, trying to collect the pieces of my life..again....
Monday, March 03, 2008
Country Night 'n Memory Card Error!
Dekorasinya keren abis!
Liat aja bar yang dibuat menyatu dengan paint brushnya.
Banyak bagian yang bisa buat lucu-lucuan gini:
PBUnya tampil all out!

Pak Wayan, si Indian yang kurang gondrong

Yang datang juga nggak kalah gaya kan?

Ini dia...idolaku

That was the unforgetable Country Night.
Waktu country night diadakan untuk kedua kalinya, saat itu Ms. Dubai baru aja tiba di Lombok, ya pasti dong aku lebih memilih hang out bersama Ms. Dubai daripada mandangin Tantowi Yahya lagi...secara Ms. Dubai datang dengan semobil oleh-oleh yang aku ambil dari rumah Iga.
So, sekarang waktunya the 3rd Country Night. Dengan membayangkan makanan enak & suasanya seru dari 1st CN aku mempersiapkan diri. Si Karen yang nggak pernah ikutan acara yang sama sebelumnya diajak ikut. Si Ayik tetap jadi juru keker untuk BHTV. walaupun tanpa Mbak onta kami tetap berusaha untuk enjoy malam itu.
Berbekal kemeja tartan dari Pak Heru yang gedenya minta ampun, dan flush dari Om Martin yang sengaja ditongkrongin di saku belakang , aku melangkah dengan sepatu boot 7cm dengan pedenya. Tentu saja topi cowboy dari kulit coklat nggak boleh ketinggalan. Rencanaya Pak Bob bakal ngasi pinjaman lencana Sherif malam ini. Om Jimmy yang bakalan jemput kita.
Tapi manusia boleh merencanakan, namun akhirnya Tuhan juga yang memutuskan (hhmmm).. Firasat buruk pertama mulai terasa saat jemputan datang terlambat. Perasaanku mulai nggak enak, apalagi si Karen yang terkenal selalu on time udah nelpon berkali kali. Tuh anak emang suka rewel kalo lapar & ngantuk. Sekarang dia sedang mengalami keduanya...bisa dibayangkan gimana rewelnya dia! Udah pake ngancam nggak jadi ikut dia, akhirnya dengan sogokan sebungkus mie goreng dari warung Siti akhirnya dia bersedia ikutan.
Waktu nunggu Om Jimmy di parkiran aku mencoba pocket kameraku. Tapi hasilnya mengecewakan. Aku bingung dan berusaha setting ulang. Perasaan ini sudah yang terbaik yang bisa aku buat. Coba deh liat, walaupun hasil fotonya nggak bagus, tapi tampang jutek keliatan banget ya? Kamera ini memang rada nggak beres sejak dibawa ke trawangan awal Desember kemarin. Kayaknya ada yang nggak beres.
Hal-hal yang diluar dugaan terus terjadi. Begitu sampai di Community Hall, dari luar sudah terlihat dekorasi yang jauh berbeda dengan the 1st CN. Makanan yang disediakan hanya burger, sosis, dan chicken apa kaden aku nggak perhatiin namanya karena penampilannya memang nggak menarik. I loose my apetite. Si Karen, Ayik, Ita dan Erni dengan bahagia bisa menyantap bekal mie goreng buatan Siti. Aku jadi malas ikutan, lebih baik hanging around, liat keadaan. Tuh kan ketemu si Dessy, apa ada yang dilakukan sama bdesh ini selain foto-foto?
Dekorasi malam ini jauh banget dibandingkan the 1st CN. Hal baru yang dibuat hanya tungku perapian lengkap dengan fried egg diatasnya. Bar diset up di beranda kiri dengan sanga sederhana. Free flow mineral water, soft drinks, and beers.

Mbak Ayiq tetap setia behind the lens

Karen, Cowboy dari Timur Tengah
Dan idolaku tetap aja tampil keren dengan jeans super belelnya
Keren abis kan?!?!
Liatin deh, hasil jepretan pocket kameraku tambah kacau aja. Makanya aku jadi males jeprat jepret.


Karena nggak mersa cukup comfort disana, kami pulang sebelum jam 10 malam.

Monday, January 28, 2008
Apa yang Salah dengan Bali? (kepada Yth. Bpk. Ketua MUI Sumsel)
iss Indonesia 2008 yang rencananya akan diadakan di Palembang. Sebagai penggemar acara kontes ratu ratuan yang katanya mencari wanita yang cantik dan cerdas itu aku bertanya "ada apa nih?" Tertarik dengan berita itu aku teruskan membaca, sampai di bagian pertengahan berita, aku terhenyak membaca pernyataan Bpk. Sodikun (Ketua MUI prov. Sumatera Selatan) yang mengatakan "silakan grand final Miss Indonesia pindahkan saja ke Bali, yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan. Saya minta tolong jangan kotori Sumsel yang Darussalam ini" (detik.com, 23/01/2008 21:15WIB, maaf linknya tidak dapat ditampilkan), tapi bisa dicoba ke http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tg/23/time/211533/idnews/883201/idkanal/10
Menurut pendapat saya sebagai orang awam, Bapak berusaha membatalkan penyelenggaraan pemilihan Ms. Indonesia untuk menjaga Sumsel yang Darussalam, supaya Bapak masuk surga ya? Disaat Bapak sedang berusaha menabung untuk masuk surga, kami hidup di surga, Pak. Bali is paradise. Segala yang terbaik dihadirkan Tuhan di Bali, menjadikan tempat tinggal kami sebagai surga bagi kami.Coba deh Bapak tinggal barang beberapa saat di Bali, pasti Bapak suka.

Ketua MUI Sumsel itu juga mengkhawatirkan bahwa acara pemilihan Miss Indonesia akan membawa kemaksiatan. C'on... Mungkin cara berpikir aku yang memang bersebrangan dengan yth. Bpk Sodikun, or I just look from the other way. Acara kontes ratu ratuan seperti Ms. Indonesia atau Puteri Indonesia adalah acara yang hanya ditonton oleh kalangan tertentu (maaf, biasanya kalangan yang berpendidikan yang mengerti dengan kontes ratu ratuan seperti ini), dan pasti bukan anak-anak. Dari sudut mana acara ini mendatangkan kemaksiatan?
Sampai saat ini belum pernah saya dengar berita ada anak yang menjadi pembunuh atau melakukan kejahatan lainnya karena pengaruh nonton pemilihan Miss Indonesia.
Jadi gimana ya??? What seems to be the problem?
Saturday, January 19, 2008
UNCONDITIONAL LOVE

Aku cuma mau memberikan contoh kenapa aku mengatakan bahwa cinta itu sulit dibuktikan. Contohnya: ada cowok yang suka ngelarang ceweknya, nggak boleh pake rok minilah, nggak boleh keluar rumah sendirilah, nggak boleh potong rambutlah, dan berbagai macam larangan yang udah garing banget menurutku. Dan si cewek harus mematuhi larangan itu untuk membuktikan cintanya, karena si cowok juga mengeluarkan larangan itu atas nama cinta (ceileee… romantis amir jek!). Yang bener?!?!?!?
Apakah itu bukan salah satu bentuk penjajahan yang mengatas namakan cinta? Dan penjajahan diatas dunia harus dihapuskan!
Ada juga cewek yang ngelarang cowoknya ngerokok, ato harus mengurangi hobby ngeband bareng temen-temen bandnya, atas nama cinta dan (ceritanya nih) perhatian sama kesehatan tuh cowok. Apakah itu bukti dari cinta?
Nggak juga (itu menurut aku). Itu kan cuma sarana si cewek untuk menunjukan kuasanya atas diri si cowok.
Cinta nggak bisa diukur dengan hal-hal yang nggak jelas batasannya seperti itu. Dan kayaknya belum ada patokan didunia ini yang dibuat untuk mengukur dalamnya cinta seseorang. Emangnya kalo nurut berarti cinta? Trus pihak yang mengeluarkan larangan cinta nggak tuh sama pihak yang dilarang? Gimana kalo dibalik…kalo cinta kita nggak boleh egois, dan kita harus berusaha menerima orang yang (katanya) kita cintai itu apa adanya. Kalo bahasa Balinya “Just the Way you are”. Sadar nggak, sangat sulit untuk merubah seseorang, kecuali orang itu memang mau berubah dari dalam hatinya yang paliiinnnggg dalam, yang dalamnya kita nggak pernah tau.
Katanya kalau kita benar-benar mencintai seseorang maka kita akan berusaha membuat orang yang kita cintai itu bahagia. Nah lho, gimana mau bahagia kalo kita penuh dengan larangan? Bisa-bisa orang yang kita cintai itu jadi pasien psikiater karena stress dengan larangan-larangan kita yang “in the name of love” itu.
C i n t a, adalah sesuatu yang sangat indah dan mulia yang diciptakan Tuhan untuk membuat seluruh makhluk hidup yang ada di jagad raya ini berbahagia, hidup dalam kedamaian. Apalagi kalau kita bisa mencintai dengan tanpa syarat. Ya..seperti kata orang Bali tadi, "I love you just the way you are”.
Aku pernah jatuh cinta pada seseorang. Beberapa teman heran dekatku bertanya bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada orang itu. Jawabku karena aku melihat apa yang tidak mereka lihat. Dimataku dia sangat istimewa dan punya segudang kelebihan walaupun kekurangannya juga segudang yang nggak kalah besar ukuranya. Bersamanya aku bisa berbagi suka, duka, dan impian. Dia adalah seorang teman yang baik walaupun dia perokok berat dan super cuek. Waktu aku tanya sejarah kenapa dia bisa menjadi seorang perokok berat gitu aku jadi tau bahwa dia juga sudah berusaha untuk berhenti merokok, dan aku juga tau betapa sulitnya untuk berhenti merokok buat dia. Aku nggak mau meninggalkan dia karena dia nggak bisa berhenti merokok. Aku nggak mau memaksa dia, karena aku tau kemampuannya, dan aku sudah berjanji untuk menerima dia apa adanya, walaupun dengan bau tembakau di sekujur tubuhnya. Aku tetap mencintainya.
Pada saat aku mengijinkan dia masuk ke dalam hidupku, aku berjanji pada diriku untuk menerima dia apa adanya… konsekwensinya, walaupun dia lebih sering membuat aku menangis daripada tertawa, tapi setiap tawa yang dia ciptakan untuku mampu menghapus seratus tangisan yang sudah kutumpahkan.
Walaupun dia tidak bisa memenuhi janjinya padaku, aku tidak membencinya.
Karena aku mencintainya pada saat dia membuatku tertawa, dan tetap mencintainya pada saat dia membuatku menangis. Karena cintaku tanpa syarat (atau karena aku ini manusia bodoh?!?). Lho, kok jadi nggak jelas gini, sih?
Apakah unconditional LOVE = TRUE LOVE?!?!?!?
Banyak juga orang yang sok pengertian dan sok mencintai apa adanya. Ada cerita tentang seorang pria, dia digandrungi banyak wanita karena dia memang seorang teman yang sangat menyenangkan. Akibatnya, istrinya dirumah jadi bete. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka tinggal terpisah menjadikan ujian untuk membuktikan kekuatan cinta masing-masing menjadi lebih berat. Suatu saat pria kebablasan, dia punya hubungan yang lebih dari teman dengan wanita lain. Sakit hati pada si suami, si istri lantas berteman mesra dengan laki-laki lain. Kalo elu bisa, kenapa gua nggak? Gitu kali yee mikirnya..
Eh...saat si suami tau kalo istrinya punya PIL, si suami lantas murka, merasa nggak dihargai istri lah, bilang si istri nggak bisa jaga nama baik suami lah, dan entah apa lagi, pokoknya si laki-laki merasa harga dirinya dilukai. Akhirnya mereka jadi sering berantem, trus hubungan harmonisnya hilang deh. Gimana rasanya ya berbagi tempat tidur dengan orang selalu berantem sama kita?
Ini yang harus aku camkan…bahwa harga diri laki-laki sepertinya ditempatkan setingkat lebih tinggi dari perempuan. Suka atau tidak, adat kita di Indonesia menghalalkan hal itu.
Dalam keadaan seperti cerita diatas lantas dimana posisi si cinta itu? Apakah masih ada dalam kehidupan mereka.
Kalau cinta itu ada, kenapa si suami punya WIL? Taruhlah dia manusia biasa, mungkin saat itu imanya nggak cukup kuat menahan pesona yang ditebar si WIL itu. Fine, alasan yang masuk akal menurutku yang bukan subyek dalam masalah ini (kalo terjadi sama aku, mungkin ceritanya nggak jauh beda kali.ha.ha..)
Lalu, kalo istrinya benar-benar cinta, kenapa dia harus membalas suaminya dengan punya PIL? Apakah Cuma untuk menunjukan kalo gue juga bisa bikin apa yang elu bikin. Lantas apakah dia bahagia setelah membalas perbuatan suaminya. TIDAK! Dia tidak bahagia setelah partai revenge nya berhasil dengan sukses, tapi dia puas. Puas sudah menghianati orang yang dia cintai. Bukankah cinta itu tidak menghianati?
Seandainya si suami mencintai istrinya tanpa syarat, si suami nggak akan punya WIL, karena dia akan bisa mentoleransi kekurangan istrinya (ingat, no body is perfect).
Kalo si istri mencintai suaminya tanpa syarat, dia akan memaafkan penghianatan suaminya (sekali lagi, no body is perfect, orang bisa aja khilaf), dan dia nggak akan melakukann partai revenge yang cuma membuat rumah tangga mereka jadi semakin nggak damai.
Bukankah cinta itu memaafkan?
Mencintai tanpa syarat menurut aku berarti kita tidak membutuhkan kondisi tertentu yang kita tetapkan untuk seseorang sebagai syarat untuk mendapatkan cinta kita. Tidak ada istilah "kalau dia begini maka saya akan begitu". Mencintai tanpa syarat berarti kita bisa menerima kekurangan orang, juga berarti kita harus bisa memaafkan kesalahannya tanpa membalas, membagi kebahagiaan & impian kita dengannya.

Mencintai seseorang tanpa syarat tidak menjanjikan kebahagiaan buat kita, karena kita pasti akan mengorbankan perasaan kita demi cinta yang tanpa syarat itu. Seperti Bunda Theresa bilang, "mencintai yang sepenuhnya adalah memberikan cinta kita sampai kita merasa sakit, karena setiap saat kita memberikan cinta kita maka si pemberi cinta menyerahkan juga hatinya pada orang yang dicintainya".
Apakah kamu bisa memberikan hatimu tanpa mengharapkan balasan apapun, karena cinta tidak memerlukan syarat.
Wednesday, January 16, 2008
HAPPYNESS
Jadi, kebahagiaan itu luar bisa enaknya. Nggak salah kalo semua orang ingin hidup berbahagia. Biasanya kebahagiaan yang dirasakan seseorang akan memancar, tidaklah sulit untuk membedakan wajah orang yang hidupnya bahagia dengan orang yang kurang bahagia. Ketidak bahagiaan juga bisa tergambar dengan mudah di wajah seseorang, dan sulit disembunyikan, seperti wajah bahagia yang nampang dibawah ini.

Ya iya lah O'.. kalo coklat itu dari cowok keren gebetan baru gua.

Kebahagiaan itu tidak harus mahal
Kebahagiaan bisa datang dari sepotong coklat (seperti Kata O'o), atau secangkir kopi Starbuck dari coffee maker Krups kebanggaan warga Purchasing. Bayangkan kalau dinikmati saat hujan deras di tengah hari Selasa seusai Weekly Coordination Meeting...hhhmmm.. hidup pasti langsung terasa lebih indah.
Kebahagiaan juga bisa datang dari sambal khas buatan istri Babe Saidi yang selalu jadi senjata pamungkas saat membuka lunch box PBU yang isinya hampir selalu menghilangkan nafsu makan. Buat Babe dan Ibu, terima kasih karena telah membawa kebahagiaan untuk kami.
Kebahagiaan bisa datang sepotong pisang goreng yang aku makan di pantai Maluk..hhmm..yummy! Apalagi dimakan pas siang bolong, saat teman-teman lain pada suntuk ngejar past due ordernya di kantor sedangkan aku bisa menyelinap dengan sukses ke pantai Maluk. Hmm…I got something more than pisang goreng!
Kadang kebahagiaan juga datang dari lirikan mata penuh kekesalan dan umpatan dari teman yang baru kita usilin..hii hi hi...deritamu adalah bahagiaku.
Jadi, kebahagiaan itu tidak mahal dan tidak sulit didapat. Walaupun ada juga yang malah dan suliiiittt banget diwujudkan, yaitu jalan-jalan ke tempat yang paling aku impikan: Paris & Roma. Satu lagi, living in Ubud on my retirement...kalau terwujud pasti aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia!
Kebahagiaan itu relatif dan sangat unik untuk setiap orang. Bertemu clown fish di terumbu karang di depan kafe Rantung bisa membuat aku bahagia, mungkin hal ini adalah siksaan buat orang lain.
Kebahagiaan bisa datang dari hal kecil
Kita nggak perlu melakukan hal besar dan heboh untuk membuat diri kita bahagia. Nggak harus menang Indonesian Idol kok. Menyelamatkan sebutir telur penyu dari tangan anak kecil yang akan memecahkannya sudah cukup membuat aku bahagia, bayangkan kalau nantinya telur itu menetas dan tumbuh menjadi penyu sampai berumur ratusan tahun. Wuuuiiihhh....hebat sekali!
Yang Penting Bersyukur
Menjadi bahagia sebenarnya tidak sulit. Selama kita bisa bersyukur atas apa yang kita miliki maka kita akan merasakan hidup tidaklah berat dan sulit. Kita bisa lebih banyak tersenyum (tapi jangan senyum terus, ntar dikira orang gila lagi), dan kebahagiaanmu akan terpancar, bisa dilihat orang, dan bisa menular ke orang lain. Coba aja kalo elu pasang muka jutek & bete, pasti orang yang ngeliat bisa langsung pasang muka boker juga!
Berbagi Kebahagiaan
Seperti yang sudah aku tulis diatas, kebahagiaan bisa menular. Saat kita melihat segerombolan anak kecil yang sedang bermain, tertawa, mungkin secara tidak sadar kita akan ikuan tersenyum melihat tingkah mereka. Itu adalah tanda bahwa kebahagiaan anak-anak itu menular ke kita, walaupun hal itu tidak disadari oleh anak-anak tsb.
Kalau dalam keadaan sadar, kita bisa membagi kebahagiaan kita dengan orang lain. Misalnya, dengan merayakan ulang tahun di panti asuhan, atau menyisihkan sepersekian persen dari THR kita untuk OB di kantor yang jumlah THRnya cuma sekian persen dari yang kita dapat, atau masih banyak cara yang lain. Membagi kebahagiaan dengan orang lain selain menimbulkan kebahagiaan tersendiri buat kita, juga merupakan tabungan pahala lho. So...let share our happyness.
SEMOGA SEMUA HIDUP BERBAHAGIA

Saturday, January 27, 2007
BACK TO TRAWANGAN. AGAIN!!!
Karena pengen ngeliat kedua sahabatku happy, akhirnya aku setuju juga untuk back to Trawangan.
Tgl 23 Desember, jam 7 pagi si Karen udah muncul di rumahku. Kalo soal ngaret sih anak yang satu ini emang hampir tidak pernah. Trus kita jemput Iluh, trus mampir cari sarapan, and than back to Karen's house, jemput Om Amek yang mau nganterin kita ke Bangsal.
Kali ini kami lebih beruntung, karena di tiket kapat tidak ada kode "D" artinya kami nggak bareng sama barang isi pasar lagi! Kali ini lebih manusiawi.
Keadaan ombak masih bersahabat seperti kemarin. Di bangsal kami bertemu teman Iluh yang nawarin nginap di Blue Marlin. So, begitu sampai di Trawangan kami langsung jalan kaki ke Blue Marlin, ternyata kamarnya fully booked. Lanjut lagi jalan ke Tir Na Nog, ternyata sampai disana kami dicuekin. Pelayanannya nggak profesional, masa harga kamarnya berubah-ubah. Sebel banget kan! Lanjut lagi hunting ke sebelah (The Beach House), mereka nawarin kamar seharga 450 ribu. Males ah...kan belum gajian. Lagian temanku pernah dapat harga cuma 350 ribu disana, kan belum mulai high season.
Akhirnya kami menuju ke Dive Indonesia. Cocok, sekamar ada tempat tidur 2, yang satu queen size & satunya lagi single bed. Pas buat kami bertiga. Plus ACnya dingin...aseeekkkk.
Di kamar kami hanya meletakan barang bawaan karena waktu makan siang sudah tiba!!
Kami jalan-jalan mencari tempat makan yang sekiranya
The journey continued by cidomo riding, keliling pulau untuk melakukan acara ri
Selesai cidomo trip, kami nongkrong di Tir Na Nog. Walaupun sudah dicuekin tadi pagi, tapi tempat ini punya bar yang asyik buat nongkrong. Kami tidak bisa menikmati sun sets karena sun sets ada di balik bukit.
It's pitty that I'm on period, jadi nggak bisa berenang. Garing banget rasanya...pergi ke pantai tapi nggak berenang.
Abis man
Kami memutuskan untuk makan grill sea food di Blue Marlin. Waiter kami adalah penduduk asli pulau ini, ramah dan menyenangkan dia.
Friday, January 12, 2007
LIBURAN TAON BARU - SEMINGGU DIRUMAH
Seminggu pertama dari masa liburan aku di rumah aja (maksudnya di pulau Lombok aja, gitchu). Maklum, belum gajian, dana buat jalan jadi minim. Jadi aku kudu puas dengan ngeberesin kamar, main-main sama anjing-anjing tercinta.
Si Ribby yang teuteup aja suka kecentilan. Si Bandit yang udah tambah gede dan tapi tetep aja demen becanda sama emaknya. Si Coklat yang sebenarnya belum punya nama yang pasti karena kami udah kebingungan mau dikasi nama apa lagi anggota keluarga yang terus bertambah ini. We love them! Mereka turut mewarnai hidup kami.

Nyiramin angrek yang sedang bermekaran. Kasihan, karena belum ada dana nganggur buat beli paranet sebagian daun anggrek udah mulai menguning karena udara panas. Suatu hari pasti aku akan pasang paranet untuk hiasan hidup di rumahku ini.



Dan tentu saja, hal terenak adalah makan-makan... Hampir setiap pagi aku dan Ms. Dubai sibuk mikirin mau sarapan apa lagi hari ini? Mulai dari nasi Bali di Jerman, mie pangsit Pak Dewa & Manalagi, serabi, nasi kuning, dll kita lahap semua. Perkara berat badan nambah....who care?!?!?!
Salah satu hal yang menyenangkan selama liburan adalah kesempatan bertemu kawan lama. Waktunya untuk ke Suranadi bareng Mbak Uyun. As usual, nongkrong di tempat sate si Is. Hhmm...nyam..nyam... Maem sate ampet, plus pelecing dari warung sebelah. Dan tentu saja....foto-foto (yup...it's mandatory!).
.: Day Trip to Gili Trawangan :.
Kelihatanya si Ms. Dubai kangen berat sama negrinya. Makanya usulan aku buat jalan ke Trawangan langsung di setujui doi. Agak sedikit mendadak, dengan perencanaan yang singkat tgl 21 Desember kita jalan ke Gili Trawangan!
Ceritanya kami pengen mengisi liburan ini dengan adventure. Jadilah kami berangkta ke Tanjung dengan naik sepeda motor. Si Iluh bener-bener nggak pede aku boncengi pake mio, makanya doi nebeng ama Usada yang pake motor cowok cc besar. Dasar Ms. Dubai, berani-beraninya ngeremehin mio kesayanganku! Gara-gara nungguin si Usada yang ngaret sejam rencana kami jadi molor semua. Plannya sih udah nyampe bangsal jam 9 pagi, biar banyak waktu di Trawangan coz last boat back to Bangsal will be at 3pm. Tapi apa daya, kami baru cabut dari Mataram jam 9 pagi. Lengkap dengan sekotak kue dari Mirasa untuk teman-teman di The Oberoi Lombok, dan sekantong kacang non kolestrol untuk sodara tua di Pusuk.

Brem..brem...sekitar jam 9.45 kami tiba di Bangsal. Mio dititip di rumah penduduk yang memang menyediakan jasa penitipan sepeda motor. Kami tidak terlalu mujur, karena waktu beli tiket, disudut kanan atas tiketnya ada tulisan "D" yang artinya "Dagang". Mi God! Artinya kita bakalan diangkut bersamaan dengan bara pedagang & barang dagangannya, artinya lagi...duduk bareng ama ikan, ayam, sayur mayur, air galon, dan teman-temanya. Puas?!?!?
We have no choice. Karena nggak punya buat charter boat (tepatnya sih..nggak rela nyarter boat karena kami cuma berdua), berbekal semangat adventure dengan tatapan mata nanar kami saling berpandangan dan jump to the boat, get the best position as far as you can from those "merchandise".
Syukurnya sekarang sedang bulan mati, menurut ramalanku ombak akan bersahabat. Bener aja, sekitar 45 menit berlayar (ceile...sailing nih) kita merapat dengan sempurna di Gili Trawangan.Nggak banyak yang berubah dari saat terakhir aku kesana (pas ngerayain taon baru 2005 sama Irene & ganknya dari US Embassy Jkt). Pasirnya masih putih, lautnya masih jernih & sparkling!
Masih dengan semangat adventure yang belum luntur kami jalan kaki dari dermaga ke arah down town. Berusaha nyari santapan siang. Sepanjang jalan kami belanjain mata, akhirnya pilihan untuk lunch jatuh ke Tir Na Nog karena tempat itu menset up table sampai di pinggir pantai yang rindang. Aku jadi ingat waktu taon baruan dulu aku dkk menginap disini. Masih jelas dalam ingatan si Rizal (karywan tempat ini) yang ramah dan siap menolong setiap saat. Eh....aku ketemu dia lagi, nothing is changed from him.
Kami lunch diiringi alunan musik R&B dari sound system yang kualitasnya boleh juga. Staff hotel ini sedang check sound karena tonight is party at Tir Na Nog! Buat yang belum tau, setiap malam semua hotel atau resto mengadakan party secara bergilir. Misalnya hari Rabu adalah schedule party @ Tir Na Nog, Kamis adalah party @ Blue Marlin, dan seterusnya. Jadi, party every night at Gili Trawangan!
Dan harga minuman disini lebih murah daripada di Senggigi. Hard to believe! Secara tempat ini kan jauh lebih terpencil dan memerlukan biaya transport yang jauh lebih besar daripada Senggigi. But, who care? Yang penting kan kita bisa makan & minum dengan harga yang wajar, dan kita jadi happy :-)
Siang itu kami makan hot tuna steak, biar seru...pergi ke pulau & makan sea food. Hmmm nyam..nyam..
Rasanya enggan beranjak dari tempat ini. Matahari bersinar dengan bersemangatnya, membuat air laut jadi benar-benar sparkling dan dasar laut terlihat dengan jelas. Pantai yang landai, pasir putih, hhmmm...rasanya damai sekali berada disini. Si Ms. Dubaipun terkagum-kagum karena menurut ceritanya di Dubai lautan berwarna coklat, dan saat musim panas disana warga biasanya ke pantai di malam hari untuk berenang. Pasti nggak seindah siang hari disini :-p
Yang nggak boleh terlewatkan adalah sesi pemotretan. Mumpung ada Rizal...walaupun dia nggak pernah dapet training fotografi, tapi lumayanlah daripada nggak ada :-) Makasi Rizal..
Karena waktu sudah hampir jam 2 siang mau nggak mau kami harus cabut dari tempat ini, karena aku mau menunjukan seisi pulau ini ke Ms. Dubai, artinya kami harus keliling pulau naik cidomo. Dengan biaya Rp. 25.000 perak kami keliling pulau. Lihat sendiri keadaan pulau ini.
Pembangunan hotel baru di bukit sunsets view udah mulai dikerjakan. Bahkan restonya udah hampir jadi. Salah satu sudut favoritku dulu sudah nggak seindah dulu lagi karena abrasi. Tapi aku punya tempat foto favorit baru...tentu saja berpasir putih bersih dan sepi..
Jam 3 sore, waktunya untuk pulang, berhubung penumpang boat masih sedikit, kami sempatkan mampir sebentar ke Malta cafe, minum dikit sebelum pulang.
Dalam keadaan gerimis kami meluncur ke Tanjung, janjian sama Mangsur & Kadek. Temu kangen judulnya. Nggak lupa maem sate ikan Tanjung yang kondang itu. Sekitar jam 6 sore baru kami benar-benar balik ke Mataram, tentunyan si Iluh tetap bareng sama Usada. Sebel juga seh naik motor sore-sore gini, banyak serangga yang mengganggu mata, tapi apa boleh baut..dengan semangat adventure yang hampir luntur...semuanya dijabani dengan baik....
