Monday, January 28, 2008

Apa yang Salah dengan Bali? (kepada Yth. Bpk. Ketua MUI Sumsel)


Tanggal 23 Januari 2008, detik.com menulis berita tentang pembatalan Grand Final Miss Indonesia 2008 yang rencananya akan diadakan di Palembang. Sebagai penggemar acara kontes ratu ratuan yang katanya mencari wanita yang cantik dan cerdas itu aku bertanya "ada apa nih?" Tertarik dengan berita itu aku teruskan membaca, sampai di bagian pertengahan berita, aku terhenyak membaca pernyataan Bpk. Sodikun (Ketua MUI prov. Sumatera Selatan) yang mengatakan "silakan grand final Miss Indonesia pindahkan saja ke Bali, yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan. Saya minta tolong jangan kotori Sumsel yang Darussalam ini" (detik.com, 23/01/2008 21:15WIB, maaf linknya tidak dapat ditampilkan), tapi bisa dicoba ke http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tg/23/time/211533/idnews/883201/idkanal/10

Bapak Sodikun yang terhormat, sebenarnya apa maksud dari pernyataan Bapak itu? Sebagai seorang Bali saya merasa tidak nyaman dengan pernyataan Bapak yang mendiskreditkan Bali. Apakah dengan menjadi daerah tujuan wisata manca negara lantas Bapak bisa semaunya mengatakan Bali sudah terbiasa dengan kemaksiatan? Kemaksiatan macam apa yang Bapak maksud? Apakah dengan adanya wisatawan manca negara yang datang ke Bali lantas Bali menjadi tempat terkutuk? Lalu, jika demikian, mengapa jumlah pendatang dari luar pulau Bali semakin hari semakin banyak berdatangan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik di Pulau Bali? Jadi sebenarnya Bali adalah tempat maksiat atau tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik?
Menurut pendapat saya sebagai orang awam, Bapak berusaha membatalkan penyelenggaraan pemilihan Ms. Indonesia untuk menjaga Sumsel yang Darussalam, supaya Bapak masuk surga ya? Disaat Bapak sedang berusaha menabung untuk masuk surga, kami hidup di surga, Pak. Bali is paradise. Segala yang terbaik dihadirkan Tuhan di Bali, menjadikan tempat tinggal kami sebagai surga bagi kami.
Coba deh Bapak tinggal barang beberapa saat di Bali, pasti Bapak suka.


Ketua MUI Sumsel itu juga mengkhawatirkan bahwa acara pemilihan Miss Indonesia akan membawa kemaksiatan. C'on... Mungkin cara berpikir aku yang memang bersebrangan dengan yth. Bpk Sodikun, or I just look from the other way. Acara kontes ratu ratuan seperti Ms. Indonesia atau Puteri Indonesia adalah acara yang hanya ditonton oleh kalangan tertentu (maaf, biasanya kalangan yang berpendidikan yang mengerti dengan kontes ratu ratuan seperti ini), dan pasti bukan anak-anak. Dari sudut mana acara ini mendatangkan kemaksiatan?


Mengapa Bpk. Sodikun yang terhormat tidak mengkawatirkan tayangan di televisi yang tidak mendidik dan bisa mendatangkan kebodohan dan juga kemaksiatan. Ada banyak sekali acara yang tidak mendidik di televisi, dan tayangan itu biasanya dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Misalnya film kartun yang ditanyangkan di pagi hari, saat senagian besar penontonnya adalah anak-anak, sedangkan tema cerita film tersebut tidak sesuai untuk anak-anak, sampai ada anak yang menjadi pembunuh karena pengaruh film kartun! Apakah Bapak sama sekali tidak mengkhawatirkan hal ini?
Sampai saat ini belum pernah saya dengar berita ada anak yang menjadi pembunuh atau melakukan kejahatan lainnya karena pengaruh nonton pemilihan Miss Indonesia.

Jadi gimana ya??? What seems to be the problem?

Saturday, January 19, 2008

UNCONDITIONAL LOVE


Kayaknya topik berat nih! Masalah CINTA… yang begitu sulit untuk dijelaskan karena cinta memang lebih mudah untuk dirasakan daripada dijelaskan dengan kata-kata. Saking sulitnya, bahkan cinta itu sulit untuk dibuktikan. Really?!?!?!? Setidaknya ini kan pendapatku, boleh dong aku berpendapat, sebelum semuanya dilarang di negeriku tercinta Indonesia ini.

Aku cuma mau memberikan contoh kenapa aku mengatakan bahwa cinta itu sulit dibuktikan. Contohnya: ada cowok yang suka ngelarang ceweknya, nggak boleh pake rok minilah, nggak boleh keluar rumah sendirilah, nggak boleh potong rambutlah, dan berbagai macam larangan yang udah garing banget menurutku. Dan si cewek harus mematuhi larangan itu untuk membuktikan cintanya, karena si cowok juga mengeluarkan larangan itu atas nama cinta (ceileee… romantis amir jek!). Yang bener?!?!?!?
Apakah itu bukan salah satu bentuk penjajahan yang mengatas namakan cinta? Dan penjajahan diatas dunia harus dihapuskan!

Ada juga cewek yang ngelarang cowoknya ngerokok, ato harus mengurangi hobby ngeband bareng temen-temen bandnya, atas nama cinta dan (ceritanya nih) perhatian sama kesehatan tuh cowok. Apakah itu bukti dari cinta?
Nggak juga (itu menurut aku). Itu kan cuma sarana si cewek untuk menunjukan kuasanya atas diri si cowok.

Cinta nggak bisa diukur dengan hal-hal yang nggak jelas batasannya seperti itu. Dan kayaknya belum ada patokan didunia ini yang dibuat untuk mengukur dalamnya cinta seseorang. Emangnya kalo nurut berarti cinta? Trus pihak yang mengeluarkan larangan cinta nggak tuh sama pihak yang dilarang? Gimana kalo dibalik…kalo cinta kita nggak boleh egois, dan kita harus berusaha menerima orang yang (katanya) kita cintai itu apa adanya. Kalo bahasa BalinyaJust the Way you are. Sadar nggak, sangat sulit untuk merubah seseorang, kecuali orang itu memang mau berubah dari dalam hatinya yang paliiinnnggg dalam, yang dalamnya kita nggak pernah tau.

Katanya kalau kita benar-benar mencintai seseorang maka kita akan berusaha membuat orang yang kita cintai itu bahagia. Nah lho, gimana mau bahagia kalo kita penuh dengan larangan? Bisa-bisa orang yang kita cintai itu jadi pasien psikiater karena stress dengan larangan-larangan kita yang “in the name of love” itu.

C i n t a, adalah sesuatu yang sangat indah dan mulia yang diciptakan Tuhan untuk membuat seluruh makhluk hidup yang ada di jagad raya ini berbahagia, hidup dalam kedamaian. Apalagi kalau kita bisa mencintai dengan tanpa syarat. Ya..seperti kata orang Bali tadi, "I love you just the way you are”.

Aku pernah jatuh cinta pada seseorang. Beberapa teman heran dekatku bertanya bagaimana mungkin aku bisa jatuh cinta pada orang itu. Jawabku karena aku melihat apa yang tidak mereka lihat. Dimataku dia sangat istimewa dan punya segudang kelebihan walaupun kekurangannya juga segudang yang nggak kalah besar ukuranya. Bersamanya aku bisa berbagi suka, duka, dan impian. Dia adalah seorang teman yang baik walaupun dia perokok berat dan super cuek. Waktu aku tanya sejarah kenapa dia bisa menjadi seorang perokok berat gitu aku jadi tau bahwa dia juga sudah berusaha untuk berhenti merokok, dan aku juga tau betapa sulitnya untuk berhenti merokok buat dia. Aku nggak mau meninggalkan dia karena dia nggak bisa berhenti merokok. Aku nggak mau memaksa dia, karena aku tau kemampuannya, dan aku sudah berjanji untuk menerima dia apa adanya, walaupun dengan bau tembakau di sekujur tubuhnya. Aku tetap mencintainya.

Pada saat aku mengijinkan dia masuk ke dalam hidupku, aku berjanji pada diriku untuk menerima dia apa adanya… konsekwensinya, walaupun dia lebih sering membuat aku menangis daripada tertawa, tapi setiap tawa yang dia ciptakan untuku mampu menghapus seratus tangisan yang sudah kutumpahkan.
Walaupun dia tidak bisa memenuhi janjinya padaku, aku tidak membencinya.
Karena aku mencintainya pada saat dia membuatku tertawa, dan tetap mencintainya pada saat dia membuatku menangis. Karena cintaku tanpa syarat (atau karena aku ini manusia bodoh?!?). Lho, kok jadi nggak jelas gini, sih?

Apakah unconditional LOVE = TRUE LOVE?!?!?!?

Banyak juga orang yang sok pengertian dan sok mencintai apa adanya. Ada cerita tentang seorang pria, dia digandrungi banyak wanita karena dia memang seorang teman yang sangat menyenangkan. Akibatnya, istrinya dirumah jadi bete. Tuntutan pekerjaan yang mengharuskan mereka tinggal terpisah menjadikan ujian untuk membuktikan kekuatan cinta masing-masing menjadi lebih berat. Suatu saat pria kebablasan, dia punya hubungan yang lebih dari teman dengan wanita lain. Sakit hati pada si suami, si istri lantas berteman mesra dengan laki-laki lain. Kalo elu bisa, kenapa gua nggak? Gitu kali yee mikirnya..
Eh...saat si suami tau kalo istrinya punya PIL, si suami lantas murka, merasa nggak dihargai istri lah, bilang si istri nggak bisa jaga nama baik suami lah, dan entah apa lagi, pokoknya si laki-laki merasa harga dirinya dilukai. Akhirnya mereka jadi sering berantem, trus hubungan harmonisnya hilang deh. Gimana rasanya ya berbagi tempat tidur dengan orang selalu berantem sama kita?

Ini yang harus aku camkan…bahwa harga diri laki-laki sepertinya ditempatkan setingkat lebih tinggi dari perempuan. Suka atau tidak, adat kita di Indonesia menghalalkan hal itu.
Dalam keadaan seperti cerita diatas lantas dimana posisi si cinta itu? Apakah masih ada dalam kehidupan mereka.
Kalau cinta itu ada, kenapa si suami punya WIL? Taruhlah dia manusia biasa, mungkin saat itu imanya nggak cukup kuat menahan pesona yang ditebar si WIL itu. Fine, alasan yang masuk akal menurutku yang bukan subyek dalam masalah ini (kalo terjadi sama aku, mungkin ceritanya nggak jauh beda kali.ha.ha..)
Lalu, kalo istrinya benar-benar cinta, kenapa dia harus membalas suaminya dengan punya PIL? Apakah Cuma untuk menunjukan kalo gue juga bisa bikin apa yang elu bikin. Lantas apakah dia bahagia setelah membalas perbuatan suaminya. TIDAK! Dia tidak bahagia setelah partai revenge nya berhasil dengan sukses, tapi dia puas. Puas sudah menghianati orang yang dia cintai. Bukankah cinta itu tidak menghianati?

Seandainya si suami mencintai istrinya tanpa syarat, si suami nggak akan punya WIL, karena dia akan bisa mentoleransi kekurangan istrinya (ingat, no body is perfect).
Kalo si istri mencintai suaminya tanpa syarat, dia akan memaafkan penghianatan suaminya (sekali lagi, no body is perfect, orang bisa aja khilaf), dan dia nggak akan melakukann partai revenge yang cuma membuat rumah tangga mereka jadi semakin nggak damai.
Bukankah cinta itu memaafkan?

Mencintai tanpa syarat menurut aku berarti kita tidak membutuhkan kondisi tertentu yang kita tetapkan untuk seseorang sebagai syarat untuk mendapatkan cinta kita. Tidak ada istilah "kalau dia begini maka saya akan begitu". Mencintai tanpa syarat berarti kita bisa menerima kekurangan orang, juga berarti kita harus bisa memaafkan kesalahannya tanpa membalas, membagi kebahagiaan & impian kita dengannya.

Mencintai seseorang tanpa syarat tidak menjanjikan kebahagiaan buat kita, karena kita pasti akan mengorbankan perasaan kita demi cinta yang tanpa syarat itu. Seperti Bunda Theresa bilang, "mencintai yang sepenuhnya adalah memberikan cinta kita sampai kita merasa sakit, karena setiap saat kita memberikan cinta kita maka si pemberi cinta menyerahkan juga hatinya pada orang yang dicintainya".

Apakah kamu bisa memberikan hatimu tanpa mengharapkan balasan apapun, karena cinta tidak memerlukan syarat.

Wednesday, January 16, 2008

HAPPYNESS

Apa sih Kebahagiaan itu?
Nggak tau ya..sebenarnya apa kebahagiaan itu. Abis sulit untuk dijelaskan, hanya bisa dirasakan. Menurut aku, kebahagiaan adalah perasaan bahagia (nenek gondrong juga tau, bego!). Maksud aku, rasa senang yang luar bisa atau puncak dari rasa senang. Pokoknya tinggkatan tertinggi dari senang dan gembira deh!

Jadi, kebahagiaan itu luar bisa enaknya. Nggak salah kalo semua orang ingin hidup berbahagia. Biasanya kebahagiaan yang dirasakan seseorang akan memancar, tidaklah sulit untuk membedakan wajah orang yang hidupnya bahagia dengan orang yang kurang bahagia. Ketidak bahagiaan juga bisa tergambar dengan mudah di wajah seseorang, dan sulit disembunyikan, seperti wajah bahagia yang nampang dibawah ini.


Aku jadi teringat tulisan O’o di blognya saat menceritakan tentang aku yang katanya "... yang hanya bisa booking dan reservasi tanpa pernah menikmati empuknya kasur marriot brisbane atau dasyatnya pesawat airbus.yaaaaa baginya maen di senggigi atau sekedar sepotong coklat sudah cukup membuat dia bahagia".
Ya iya lah O'.. kalo coklat itu dari cowok keren gebetan baru gua.
Kebahagiaan itu tidak harus mahal
Kebahagiaan bisa datang dari sepotong coklat (seperti Kata O'o), atau secangkir kopi Starbuck dari coffee maker Krups kebanggaan warga Purchasing. Bayangkan kalau dinikmati saat hujan deras di tengah hari Selasa seusai Weekly Coordination Meeting...hhhmmm.. hidup pasti langsung terasa lebih indah.

Kebahagiaan juga bisa datang dari sambal khas buatan istri Babe Saidi yang selalu jadi senjata pamungkas saat membuka lunch box PBU yang isinya hampir selalu menghilangkan nafsu makan. Buat Babe dan Ibu, terima kasih karena telah membawa kebahagiaan untuk kami.

Kebahagiaan bisa datang sepotong pisang goreng yang aku makan di pantai Maluk..hhmm..yummy! Apalagi dimakan pas siang bolong, saat teman-teman lain pada suntuk ngejar past due ordernya di kantor sedangkan aku bisa menyelinap dengan sukses ke pantai Maluk. Hmm…I got something more than pisang goreng!

Kadang kebahagiaan juga datang dari lirikan mata penuh kekesalan dan umpatan dari teman yang baru kita usilin..hii hi hi...deritamu adalah bahagiaku.

Jadi, kebahagiaan itu tidak mahal dan tidak sulit didapat. Walaupun ada juga yang malah dan suliiiittt banget diwujudkan, yaitu jalan-jalan ke tempat yang paling aku impikan: Paris & Roma. Satu lagi, living in Ubud on my retirement...kalau terwujud pasti aku akan menjadi orang yang paling bahagia di dunia!

Kebahagiaan itu relatif dan sangat unik untuk setiap orang. Bertemu clown fish di terumbu karang di depan kafe Rantung bisa membuat aku bahagia, mungkin hal ini adalah siksaan buat orang lain.

Kebahagiaan bisa datang dari hal kecil
Kita nggak perlu melakukan hal besar dan heboh untuk membuat diri kita bahagia. Nggak harus menang Indonesian Idol kok. Menyelamatkan sebutir telur penyu dari tangan anak kecil yang akan memecahkannya sudah cukup membuat aku bahagia, bayangkan kalau nantinya telur itu menetas dan tumbuh menjadi penyu sampai berumur ratusan tahun. Wuuuiiihhh....hebat sekali!

Yang Penting Bersyukur
Menjadi bahagia sebenarnya tidak sulit. Selama kita bisa bersyukur atas apa yang kita miliki maka kita akan merasakan hidup tidaklah berat dan sulit. Kita bisa lebih banyak tersenyum (tapi jangan senyum terus, ntar dikira orang gila lagi), dan kebahagiaanmu akan terpancar, bisa dilihat orang, dan bisa menular ke orang lain. Coba aja kalo elu pasang muka jutek & bete, pasti orang yang ngeliat bisa langsung pasang muka boker juga!

Berbagi Kebahagiaan
Seperti yang sudah aku tulis diatas, kebahagiaan bisa menular. Saat kita melihat segerombolan anak kecil yang sedang bermain, tertawa, mungkin secara tidak sadar kita akan ikuan tersenyum melihat tingkah mereka. Itu adalah tanda bahwa kebahagiaan anak-anak itu menular ke kita, walaupun hal itu tidak disadari oleh anak-anak tsb.
Kalau dalam keadaan sadar, kita bisa membagi kebahagiaan kita dengan orang lain. Misalnya, dengan merayakan ulang tahun di panti asuhan, atau menyisihkan sepersekian persen dari THR kita untuk OB di kantor yang jumlah THRnya cuma sekian persen dari yang kita dapat, atau masih banyak cara yang lain. Membagi kebahagiaan dengan orang lain selain menimbulkan kebahagiaan tersendiri buat kita, juga merupakan tabungan pahala lho. So...let share our happyness.

SEMOGA SEMUA HIDUP BERBAHAGIA