Tanggal 23 Januari 2008, detik.com menulis berita tentang pembatalan Grand Final M
iss Indonesia 2008 yang rencananya akan diadakan di Palembang. Sebagai penggemar acara kontes ratu ratuan yang katanya mencari wanita yang cantik dan cerdas itu aku bertanya "ada apa nih?" Tertarik dengan berita itu aku teruskan membaca, sampai di bagian pertengahan berita, aku terhenyak membaca pernyataan Bpk. Sodikun (Ketua MUI prov. Sumatera Selatan) yang mengatakan "silakan grand final Miss Indonesia pindahkan saja ke Bali, yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan. Saya minta tolong jangan kotori Sumsel yang Darussalam ini" (detik.com, 23/01/2008 21:15WIB, maaf linknya tidak dapat ditampilkan), tapi bisa dicoba ke http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tg/23/time/211533/idnews/883201/idkanal/10
iss Indonesia 2008 yang rencananya akan diadakan di Palembang. Sebagai penggemar acara kontes ratu ratuan yang katanya mencari wanita yang cantik dan cerdas itu aku bertanya "ada apa nih?" Tertarik dengan berita itu aku teruskan membaca, sampai di bagian pertengahan berita, aku terhenyak membaca pernyataan Bpk. Sodikun (Ketua MUI prov. Sumatera Selatan) yang mengatakan "silakan grand final Miss Indonesia pindahkan saja ke Bali, yang sudah terbiasa dengan kemaksiatan. Saya minta tolong jangan kotori Sumsel yang Darussalam ini" (detik.com, 23/01/2008 21:15WIB, maaf linknya tidak dapat ditampilkan), tapi bisa dicoba ke http://www.detik.com/indexberita/indexfr.php/detik.read/tahun/2008/bulan/01/tg/23/time/211533/idnews/883201/idkanal/10Bapak Sodikun yang terhormat, sebenarnya apa maksud dari pernyataan Bapak itu? Sebagai seorang Bali saya merasa tidak nyaman dengan pernyataan Bapak yang mendiskreditkan Bali. Apakah dengan menjadi daerah tujuan wisata manca negara lantas Bapak bisa semaunya mengatakan Bali sudah terbiasa dengan kemaksiatan? Kemaksiatan macam apa yang Bapak maksud? Apakah dengan adanya wisatawan manca negara yang datang ke Bali lantas Bali menjadi tempat terkutuk? Lalu, jika demikian, mengapa jumlah pendatang dari luar pulau Bali semakin hari semakin banyak berdatangan untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik di Pulau Bali? Jadi sebenarnya Bali adalah tempat maksiat atau tempat yang menjanjikan kehidupan yang lebih baik?
Menurut pendapat saya sebagai orang awam, Bapak berusaha membatalkan penyelenggaraan pemilihan Ms. Indonesia untuk menjaga Sumsel yang Darussalam, supaya Bapak masuk surga ya? Disaat Bapak sedang berusaha menabung untuk masuk surga, kami hidup di surga, Pak. Bali is paradise. Segala yang terbaik dihadirkan Tuhan di Bali, menjadikan tempat tinggal kami sebagai surga bagi kami.
Coba deh Bapak tinggal barang beberapa saat di Bali, pasti Bapak suka.

Ketua MUI Sumsel itu juga mengkhawatirkan bahwa acara pemilihan Miss Indonesia akan membawa kemaksiatan. C'on... Mungkin cara berpikir aku yang memang bersebrangan dengan yth. Bpk Sodikun, or I just look from the other way. Acara kontes ratu ratuan seperti Ms. Indonesia atau Puteri Indonesia adalah acara yang hanya ditonton oleh kalangan tertentu (maaf, biasanya kalangan yang berpendidikan yang mengerti dengan kontes ratu ratuan seperti ini), dan pasti bukan anak-anak. Dari sudut mana acara ini mendatangkan kemaksiatan?
Menurut pendapat saya sebagai orang awam, Bapak berusaha membatalkan penyelenggaraan pemilihan Ms. Indonesia untuk menjaga Sumsel yang Darussalam, supaya Bapak masuk surga ya? Disaat Bapak sedang berusaha menabung untuk masuk surga, kami hidup di surga, Pak. Bali is paradise. Segala yang terbaik dihadirkan Tuhan di Bali, menjadikan tempat tinggal kami sebagai surga bagi kami.Coba deh Bapak tinggal barang beberapa saat di Bali, pasti Bapak suka.

Ketua MUI Sumsel itu juga mengkhawatirkan bahwa acara pemilihan Miss Indonesia akan membawa kemaksiatan. C'on... Mungkin cara berpikir aku yang memang bersebrangan dengan yth. Bpk Sodikun, or I just look from the other way. Acara kontes ratu ratuan seperti Ms. Indonesia atau Puteri Indonesia adalah acara yang hanya ditonton oleh kalangan tertentu (maaf, biasanya kalangan yang berpendidikan yang mengerti dengan kontes ratu ratuan seperti ini), dan pasti bukan anak-anak. Dari sudut mana acara ini mendatangkan kemaksiatan?
Mengapa Bpk. Sodikun yang terhormat tidak mengkawatirkan tayangan di televisi yang tidak mendidik dan bisa mendatangkan kebodohan dan juga kemaksiatan. Ada banyak sekali acara yang tidak mendidik di televisi, dan tayangan itu biasanya dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Misalnya film kartun yang ditanyangkan di pagi hari, saat senagian besar penontonnya adalah anak-anak, sedangkan tema cerita film tersebut tidak sesuai untuk anak-anak, sampai ada anak yang menjadi pembunuh karena pengaruh film kartun! Apakah Bapak sama sekali tidak mengkhawatirkan hal ini?
Sampai saat ini belum pernah saya dengar berita ada anak yang menjadi pembunuh atau melakukan kejahatan lainnya karena pengaruh nonton pemilihan Miss Indonesia.
Jadi gimana ya??? What seems to be the problem?
Sampai saat ini belum pernah saya dengar berita ada anak yang menjadi pembunuh atau melakukan kejahatan lainnya karena pengaruh nonton pemilihan Miss Indonesia.
Jadi gimana ya??? What seems to be the problem?





